Yups buat sementara kita tunda dulu “Curhat” saya di PKKJ ya^^..sejenak kita alihkan perhatian kita kepada teman-teman kita yang sedang duduk di bangku SMA dan SMP atau bahkan SD.
Kita sama-sama ngintip dari jendela kelasnya yuu? Coba liat masih ada yang begitu serius mendengarkan dengan seksama materi pelajaran yang sedang Ibu Guru terangkan, ada yang ngantuk, kalo bahasa sunda nya mah “nundutan”, ada yang ngelamun, malah ada yang baca komik.(wah sempet –sempetnya ya)
Pelajar jika kita perhatikan secara bahasa bisa diartikan pelajar itu adalah orang yang belajar, khususnya belajar secara formal di sekolah atau lembaga pendidikan lainya. Jika kita artikan secara bebas sebenarnya semua orang adalah pelajar, karena kita semua belajar dari mulai lahir sampai kita meninggal nanti. Tapi pada masyarakat kita lebih mengartikan kata pelajar dengan orang –orang yang belajar pada sekolah formal, baik anak kecil setingkat SD sampai anak-anak remaja akhir setingkat SMU.
Kata pelajar tentunya sangat akrab ditelinga kita dengan kata “siswa”. Siswa bisa kita artikan lebih khusus daripada pelajar, biasanya kata siswa kita artikan sebagai anak didik disuatu kelas atau sekolah. Dari kelas 0 di TK sampe kelas XII di SMA (kalo dulu kelas XII itu kelas 3 SMA) disebut siswa. Tentunya kata “pelajar” dan kata “siswa” tidak jauh berbeda makna, yaitu sama –sama orang yang Belajar.
Ada yang menarik saat kita memperhatikan perilaku para pelajar, ada yang masih original pelajar; wajah pelajar dengan topi sekolah dan tas gendong yang kelihatan penuh dengan buku paket, ada pelajar yang berpenampilan “Gaul” (walaupun saya sendiri bingung apa yang definisi gaul), dan yang paling miris ada “oknum pelajar”.
Hasil pengamatan saya mengatakan bahwa di kampung –kampung banyak dijumpai pelajar original yang haus akan ilmu, dan beberapa pelajar “Gaul”. Justru jenis –jenis pelajar yang ditemukan dikota –kota menunjukan dari ketiga jenis pelajar diatas tersebar secara acak, termasuk oknum pelajar.
Bicara mengenai oknum pelajar, sebenarnya yang membuat saya dan beberapa masyarakat menyebut mereka oknum adalah perilaku mereka yang tidak mencerminkan perilaku pelajar. Saat kita melakukan searching kata “pelajar” atau nama tinkatan seperti “SMU”,”SMA”, atau “SMP”, yang paling banyak dimunculkan adalah hal –hal yang buruk dilakukan pelajar, sedkit sekali kita menemukan hal –hal yang baik yang dilakukan oleh pelajar.
Sebenarnya apa yang keliru dengan fenomena ini? dimana kita menemukan orang –orang terpelajar telah rusak, seperti apa yang kita rasakan hari ini, beberapa oknum pejabat pemerintahan yang Korupsi dari uang rakyat, para Hakim dan Jaksa yang tidak lagi berpegang teguh kepada kebenaran dan keadilan. Itu adalah orang –orang yang dulunya menjadi seorang pelajar, jika mereka bukan pelajar, tentu mereka tidak akan bisa menjadi pejabat pemerintahan.
Mereka yang dididik dengan ilmu pengetahuan keduniaan dengan mengabaikan ilmu agama, telah menjadi sesosok makhluk yang lebih menyeramkan dari monster bertanduk dan bersayap seperti di film kartun. Mereka seakan dikendalikan oleh ilmu yang mereka pelajari sendiri, padahal seharusnya kita yang mengendalikan ilmu yang ada pada diri kita sendiri.
Oleh karena itu menurut saya sangatlah penting mempelajari ilmu agama, yang didalamnya dijelaskan nilai –nilai moral dan nilai sosial, yang akan membawa kita kepada keseimbangan hidup, yang akan memperbaiki negri ini dari kekurangan orang baik.
Saya pelajar yang bersiap memperbaiki dunia ini, kamu pelajar seperti apa?
0 Komentar