belajar mengajar,di Pesantren Persatuan Islam 161, Kab.Bandung |
“Awal
semester satu, saya dihadapkan dengan mata kuliah Landasan Pendidikan yang
banyak membantu pola fikir saya tentang seni mengajar, baik guru, guru untuk
keluarga, atau guru untuk teman”
Mungkin ini kejadian umum yang mungkin kita
rasakan sebagai murid :
coba ingat-ingat ya :D
coba ingat-ingat ya :D
1.
Kadang ada
guru yang hanya mendikte-kan lalu memberi PR saja, pernah ngalamin?
2.
“Wah saya
takut guru Killer!”, wah ini pasti sering ia? :P
3.
Saya
kurang semangat kalo belajar matematika,
waduh nanti pas UN gimana dong?
Ternyata ini rahasianya :
1.
Guru tidak menjalankan fungsi ke-profesional-anya, artinya semua orang pun bisa jika hanya masuk kelas, membacakan di
depan lalu memberi tugas. Dalam hal ini seorang guru harus menunjukan apa yang
ia bisa dan jika orang lain melakukan hal yang sama mereka tidak sehebat apa
yang guru kerjakan J
2.
Guru tidak menghormati otoritas murid, dalam kajian kependidikan ada yang namanya Individualitas, artinya murid itu memiliki hak untuk memperhatikan
atau tidak memperhatikan, tapi sebagian guru menggunakan ‘kekuasaan’ dikelas
untuk cenderung memarahi dan menjadi guru galak karena murid tidak
mendengarkan. Nah disini seorang guru perlu membuat kondisi yang menarik agar
siswa memberikan ‘hak’ dan memilih untuk mendengarkan penjelasan guru J
3.
Guru kehilangan fungsi ‘mengkristalkan’ cita-cita
murid, mari kita mengibaratkan guru sebagai seorang
petani. Saat petani menanam padi, ia bersungguh-sungguh untuk merawat
tanamanya, memberi pupuk, membersihkan hama, menyiramnya setiap hari dan
menyayanginya sepenuh hati, begitulah petani.
Seorang guru pun ibarat
petani, guru harus ‘merawat’ muridnya dengan memperhatikan bagaimana
perkembangan muridnya, ‘memupuk’ siswa agar terus bersemangat meraih
cita-citanya sampai murid itu berhasil.(ini yang dimaksud mengkristalkan
cita-cita), ‘membersihkan’ dari ‘hama’ kemalasan, pergaulan yang buruk atau
budaya kurang baik yang diambil dari arus globalisasi.
Dari matematika sampai cita-cita, jika
seorang guru berhasil mengkristalkan cita-cita murid, seberapapun sulitnya pelajaran
matematika, jika itu untuk meraih cita-cita, tentu murid akan berusaha bisa
matematika agar bisa meraih cita-cita. Disini fungsi guru sebagai pengkristal
atau penguat cita-cita murid
mulai sekarang jadilah murid dan calon guru yang baik ^^
mulai sekarang jadilah murid dan calon guru yang baik ^^