Advertisement

Responsive Advertisement

Antara Nasihat dan Teladan

"Jika nasihat dikurangi, maka keteladanan harus ditambah"  (Tatan Ahmad Santana)

gambar: republika.co.id
Indonesia merupakan negara berkembang dengan peringkat ke-124 dalam HDI (Human Development Index), jauh jika dibandingkan dengan Singapura dengan peringkat ke-26, atau Malaysia di peringkat ke-61 (The Jakarta Post, 2011). Pengetahuan adalah salah satu bidang telaah untuk mengukur HDI sebuah negara, indikatornya adalah seberapa banyak orang-orang yang melek huruf atau seberapa banyak orang-orang yang berpartisipasi dalam program pendidikan (dari SD-Perguruan Tinggi). Indonesia belakangan ini cukup memperhatikan pendidikan bagi rakyat, walaupun masih banyak yang harus diperbaiki dan di 'bersihkan', namun usaha untuk memperbaiki pendidikan dari pemerintah harus di apresiasi.

Pendidikan adalah hal mendasar yang dibutuhkan manusia, baik pendidikan dalam arti sebuah pengajaran, atau pendidikan dalam arti sebenarnya; mendidik. Saat semester I, dalam mata kuliah "Landasan Pendidikan" saya mengetahui arti mendidik, mendidik itu ibarat seorang petani yang menjaga tanamanya, tanaman yang telah ditanam dijaga sedemikian rupa, disiram, diberi pupuk, dan jika ada hama dibersihkan. Mendidik baik dalam konteks pendidikan formal atau informal(keluarga) harusnya memiliki filosofi dan realisasi yang sama, anak yang sedang berkembang disiram dengan pengetahuan agama agar tumbuh menjadi pribadi yang memiliki integritas, diberi pupuk ilmu pengetahuan agar tumbuh subur dengan kecerdasan dalam pribadi anak, dan dijauhkan dari hama perilaku buruk yang berasal dari lingkungan, agar jauh dari penyakit hati.

Pendidik yang memperlakukan anak didiknya dengan rasa kasih sayang akan menghasilkan anak didik yang penyayang pula, dan pendidik yang baik akan menghasilkan anak didik yang baik pula. Upaya 'membaikan' anak didik tidak hanya diusahakan dengan memberi pengajaran yang baik, namun harus disertai dengan keteladanan sang guru. Beberapa pekan yang lalu saya diberi tugas untuk melakukan observasi ke SDPN(Sekolah Dasar Percobaan Negri) Pajagalan 58 di sekitar pusat Kota Bandung. Setelah melakukan wawancara dengan bidang kurikulum sekolah tersebut, saya mendapatkan fakta yang  menarik. Dalam hal mendidik, guru-guru sekolah ini berprinsip mendidik tidak hanya di kelas, namun selama peserta didik ada dalam sekolah, maka itulah waktu pendidikan. setiap pagi guru-guru sudah berdiri di depan gerbang sekolah lebih pagi dari muridnya, dan satu persatu murid disapa dengan senyuman dan kelembutan, hasilnya para murid mendapat suntikan semangat yang luar biasa untuk belajar di sekolah. Sekolah ini memberi contoh yang baik dalam hal penerapan pendidikan kedisplinan, bukan hanya kedisiplinan yang bersifat pengetahuan, namun juga penerapanya yang diajarkan melalui keteladanan.

Kutipan diatas dari kata-kata Tatan Ahmad Santana saya artikan sebagai sebuah keseimbangan, nasihat dan keteladanan yang diberikan dengan 'dosis' yang pas akan menghasilkan 'kesembuhan' peserta didik yang nyata. Suatu ketika Ustadz Komarudin Shaleh saat mengisi Pengajian Ahad PP.Persatuan Islam menjelaskan tentang metoda dakwah Nabi Muhammad Saw, dalam kajianya, Ust. Komarudin mengemukakan bahwa 75% keberhasilan dakwah Nabi Muhammad Saw adalah dengan teladan. Beliau selalu berbuat sebelum menganjurkan, otomatis para pengikutnya langsung taat. Keteladanan ini luar biasa dampaknya karena merupakan bahasa komunikasi yang langsung dimengerti oleh objeknya. Kadangkala kita tidak memahami jika seseorang menjelaskan dengan lisan, berbeda jika seseorang menjelaskanya dengan berbuat, objek akan langsung mengerti dengan apa yang kita maksud.

Keteladanan ini harus mulai dibudayakan agar hilangnya pengetahuan yang dibukukan sebatas teori. Dalam ungkapan Bahasa Arab dikemukakan, "ilmu yang tidak diamalkan seperti pohon yang tidak berbuah.". Pohon banyak sekali manfaatnya, namun akan lebih bermanfaat jika ada buahnya, agar manusia bisa mengambil banyak manfaat darinya. Guru yang teladan akan datang lebih dulu daripada muridnya, dan akan pulang lebih sore dari muridnya. Pemimpin teladan akan berbuat sebelum menyuruh. Orang tua teladan akan menjadi comparison dan harapan bagi anaknya.

Seberapa banyak pendidik yang menjadi teladan baik , idak begitu penting dalam pembahasan artikel ini, tapi yang lebih penting apakah kita sudah menjadi teladan yang baik bagi lingkungan sekitar kita? sudahkah kita memberi contoh berhenti tepat di belakang zebra cross? sudahkah kita memberi teladan membuang sampah pada tempatnya? atau sudahkah kita memberi teladan datang tepat waktu? tanyakan pada diri anda.

Dari keteladanan yang dimulai dari diri sendiri ini, besar harapan kita semua, Indonesia dapat menjadi bangsa yang lebih baik lagi sebaik wilayahnya yang subur dan indah. Mari berusaha memberi teladan yang baik, karena seorang Muslim yang baik adalah mereka yang memberikan perubahan kepada arah yang positif; salah satunya dengan memberi teladan yang baik:)


Posting Komentar

0 Komentar