“apakah ada tempat khusus untuk
menulis?”
Jawabannya bisa jadi ada, bisa
jadi tidak. Beberapa orang ada yang nyaman menulis di mana pun, tapi sisanya
punya ‘tempat khusus’. Saya pribadi memiliki tempat khusus di rumah untuk
menulis, walaupun ide-ide nya didapatkan di luar.
Bagi sahabat yang belum menemukan
‘tempat’ kesayangan untuk menulis, coba saja ingat-ingat lagi di mana tempat
yang membuat aktivitas menulis begitu menyenangkan, dan kalau sudah terbayang
di mana tempatnya, Bingo! Banyaklah duduk di sana untuk menulis.
Sebagai catatan, tempat favorit
menulis ini tidak harus satu. Bisa jadi dua atau bahkan tiga tempat. Yang
terpenting aktivitas menulis terasa menyenangkan.
Jawabannya ADA. Kalau saya
pribadi biasanya menulis di jam matahari terbit, atau malam setelah isya. Sisanya
ya kondisional, bisa siang atau sore. Sambil nunggu orang telat pas janjian
juga kadang saya suka menulis. Biasanya membuat outlinenya dulu.
Apakah inspirasi harus
ditunggu?
Saya pernah dinasihati oleh salah
satu penulis yang saya kagumi. Kata beliau, “kalau kamu nunggu inspirasi
buat nulis, kamu bukan WRITER. Tapi WAITER”
JLEB. Kata-kata beliau nusuk sampe
ke hati dan ampela . jadi dulu saya selalu nunggu inspirasi, cari-cari alasan
buat ga nulis. Dan kalau ga nulis, saya selalu berkelit “waduh belum tau apa
yang harus ditulis euy”
Inspirasi bukan bus kota
Tidak seperti bus kota, inspirasi
tidak ditunggu di terminal penantian. Sekalipun kadang kita harus menjemputnya;
dengan baca buku, jalan-jalan, atau merenung. Bahkan walikota Bandung, kang Ridwan
Kamil (saat saya mendengarkan materi beliau di salah satu seminar), menjelaskan kalau beliau sering
mendapat ide saat mandi dengan kepala disiram shower.
Seperti jodoh, jemputlah
inspirasi sejak huruf pertama dalam tulisanmu.
Seperti biasanya, semoga bermanfaat :)
0 Komentar