Advertisement

Responsive Advertisement

Tentang Kehilangan

Apa yang membuatmu takut di dunia ini? mungkin kehilangan sesuatu.

Bagiku, membayangkannya saja mungkin sudah membuat takut. Sesuatu seperti kehilangan orang-orang dicintai, kehilangan barang-barang elektronik yang fungsinya sering digunakan setiap hari, atau kehilangan hal-hal semacam kesehatan yang harganya baru disadari jika sakit nanti.
Kehilangan seseorang atau sesuatu adalah bagian dari hidup ini. Di dunia, tidak ada kebersamaan yang waktunya panjang dan berulang. Kecuali amal baik dan buruk yang melekat pada diri yang menemani hingga akhirat nanti.


Darinya kita tahu, kehilangan adalah bagian dari hidup ini. Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, kita tetap kehilangan sesuatu.

Barangkali kini kamu menyadari ini; seorang guru akan kehilangan muridnya, umumnya saat mereka lulus. Pun seorang murid akan kehilangan gurunya, mungkin saja sebabnya karena pensiun. Seorang anak akan kehilangan orang tuanya saat meninggal, pun demikian sebaliknya.

Menyadari semua yang ada di dunia akan menghilang akan membuatmu takut. Aku pun begitu. Namun, nampaknya itu sudah hukumnya. Tak lebih tak kurang.

Saat ini, aku dan kamu sedang menunggu waktu yang akan memperkenalkan kita pada keadaan di mana satu sama lain akan kehilangan. Hal yang sama terjadi pada langit dan ketinggian, bumi dan keindahan, sejuk dan pepohonan, gunung dan kesunyian, semua akan berpisah satu sama lain dengan atau tanpa perpisahan.

“Bagaimana jika aku kehilanganmu?” barangkali kamu akan menanyakan itu. Jika hari itu datang, kamu hanya bisa bersabar. Hal yang sama yang aku lakukan jika aku kehilanganmu.
Aku bersabar, karena aku tak tahu cara lainnya. Apa saja yang hilang, selalu menghadirkan penggantinya kan? Aku percaya Tuhan selalu sempurna mengganti semuanya, sekalipun kita selalu cacat memahaminya.

“Benarkah begitu?” mungkin kamu akan bertanya lagi. Ragu dengan kata-kataku.
Barangkali tadi pagi bahagia dan semangatmu hilang dirampas klakson panjang motor karyawan yang buru-buru masuk kantor. Tapi, mungkin saja Tuhan akan memberikan ampunan sebagai gantinya karena istighfar dan elus dada yang coba kamu lakukan sebagai bentuk sabar.

Barangkali beberapa hari kedepan kamu akan kehilangan orang tuamu sebentar atau lama sekali. Namun, mungkin saja Tuhan akan memberikan kemandirian sebagai gantinya karena usaha dan tekad yang kamu peragakan. 

Lebih dari itu, sebenarnya ada yang tak pernah hilang.
Ia adalah Tuhan. Benar. Kita akan terus memilikinya selamanya.
Ia selalu memperhatikan kapan saja dan di mana saja. Ia lebih peduli dari siapapun yang kamu dambakan. Boleh jadi kamu kehilangan orang-orang yang kamu cintai, atau kehilangan barang-barang yang kamu rawat sepenuh hati. Tapi, kamu tidak akan pernah kehilangan Tuhanmu. Ia tetap menjagamu dalam keadaan dirimu sadar atau tidak, selalu.

Maka dari itu, jika kehilangan sesuatu aku berusaha meredam sedih, merapikan sesal, kemudian menatanya menjadi perasaan-perasaan yang harus didaur ulang menjadi sebuah pelajaran. Setelah itu menyadari sesuatu; Mungkin aku kehilangan seseorang atau sesuatu, namun aku tak pernah kehilangan Tuhanku.

Posting Komentar

1 Komentar

Unknown mengatakan…
Dijadiin buku pasti bagus banget :) karena banyak sekali orang yang sulit move on karena terjebak oleh rasa sakit akan kehilangan. hehe