Advertisement

Responsive Advertisement

Dear, Hagia Sophia

Masjid Hagia Shopia (source Flickr)

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara resmi mengumumkan Hagia Sophia sebagai masjid setelah pengadilan tinggi memutuskan bahwa konversi Hagia Sophia menjadi museum pada tahun 1938 adalah illegal.

Dibangun mulai dari tahun 360 M, Hagia Sophia dibangun sebagai katedral atas perintah Kaisar Bizantium, Justianian I.

Hagia Sophia berfungsi sebagai katedral dan berumur lebih dari 1.000 tahun ketika Muhammad al Fatih dari Ottoman membebaskan kota Konstatinopel pada tahun 1453 M.

Sejak saat itu, Hagia Sophia hadir sebagai masjid. Dan Konstaninopel berubah nama menjadi Istabul.

Umur Hagia Sophia sebagai masjid lebih dari 400 tahun ketika pemerintahan sekuler Mustafa Kemal mengubah fungsinya pada tahun 1935 M. Sejak saat itu, Hagia Sophia dikenal sebagai Museum.

Jumat, 10 Juli 2020, untuk pertama kalinya sejak hampir 86 tahun, Hagia Sophia memanggil orang-orang untuk shalat. Masyarakat Istambul antusias berdatangan. Presiden Erdogan mengembalikan fungsi Hagia Sophia sebagai masjid.

Karena al Fatih pun menginginkan Hagia Sophia menjadi masjid.” kata beliau.

Takbir untuk “Allahu Akbar, Allahu Akbar” di bait pertama adzan, adalah takbir jawaban adzan sekaligus takbir kemenangan. Sementara itu orang yang merekam video tertangkap suara tengah mengucap hamdalah dengan nada haru.

Tapi, bukankah di Turki sudah banyak masjid? Tidak masalah bukan jika satu masjid Hagia Sophia dikonversi menjadi museum dan tetap seperti itu saja?

Properti Hagia Sophia dimiliki oleh Sultan Muhammad al Fatih ketika membuka kota Konstantinopel pada tahun 1453 M.

Beliau mendaftarkan Hagia Sophia sebagai wakaf abadi yang hanya boleh digunakan sebagai masjid.

Dan negara, dalam hal ini pemerintah Turki, bertanggung jawab untuk memastikan bahwa penggunaan properti wakaf digunakan sesuai dengan pesan pe-wakaf.

Sejak kota Konstantinopel dibuka, Sultan Muhammad al Fatih bukan saja kebanggaan warga Turki. Namun kebanggaan umat Islam sedunia.

Jadi, jika muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia, menyambut Hagia Sophia sebagai masjid, sangat wajar.

Di sisi lain, Beberapa negara tidak suka dengan kabar ini. Amerika Serikat & Rusia mengaku kecewa pada Turki. Yunani mengecam dengan keras.

Menurut mereka, Hagia Sophia adalah warisan dunia dan harus dilindungi. mengubah fungsi Hagia Sophia akan membuka perpecahan.

Namun, saya pribadi menutup telinga. Sebab pernyataan mereka bisa dibilang tidak konsisten. Di mana mereka ketika Mezquita Cordoba yang semula masjid dialih fungsikan menjadi katedral? Apakah mereka sama-sama bicara tentang warisan dunia?

Tidak. Mereka tidak ribut-ribut. Mereka tutup mulut.

Tapi, mari lupakan saja.

Hagia Sophia akan tetap menjadi masjid yang menakjubkan. Tapi, jarak masjid Hagia Sophia dari Indonesia tak bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau naik mobil.

Kita akan tetap shalat berjamaah di masjid komplek atau kantor. Atau mungkin sesekali di masjid raya provinsi?

Kita boleh bermimpi untuk shalat berjamaah di sana, namun bangun dari tidur dan ikut barisan jamaah dalam shaf masjid terdekat tetaplah hal yang penting.

Presiden Erdogan adalah pemimpin yang mengembalikan Hagia Sophia sebagai masjid sesuai amanat wakaf Muhammad al Fatih — kebanggaan kita semua. Beliau telah menambahkan satu nama pada daftar rumah Allah di dunia.

Masjid telah dibangun, seluruh kebutuhannya telah dikelola, sekarang giliran kita, para jamaah, bertugas untuk memakmurkannya.

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At-Taubah [9]: 18).

Posting Komentar

0 Komentar