Advertisement

Responsive Advertisement

Ketika Anak Lima Tahun Memberi Tugas

Hari itu, saya pulang kerja sekitar pukul enam. Hujan rintik-rintik menemani perjalanan pulang. Saya menyempatkan diri untuk shalat maghrib di masjid Pajagalan. Saat sampai di rumah, saya memarkir motor kemudian masuk ke rumah.


Sesuatu menarik perhatian saya ketika sampai di kamar.


Di lemari, ada sebuah sticky notes bergambar kucing—jenis yang sering dipakai anak-anak untuk bermain tulis-tulisan. Saya mendekat, lalu membaca tulisan yang tertera di sana:


"Menghias Ramadhan 11.00 - 12.00."




Saya tersenyum geli. Biasanya, di kantor, saya menerima tugas atau meeting schedule dari kolega. Tapi hari ini, di rumah, saya mendapat ‘assignment’ dari anak sendiri, Aysel, yang baru berusia lima tahun.


Saya membayangkan bagaimana dia menuliskan itu dengan serius. Tulisan khas anak kecilnya yang belum sempurna, angka-angka yang sedikit miring, tapi tetap jelas terbaca. Ini bukan sekadar coretan iseng—ini adalah ‘penugasan’ yang ia buat dengan penuh pertimbangan.


Saya teringat beberapa pekan lalu, ketika saya mencari ide dekorasi Ramadhan. Aysel sangat antusias. Tapi karena kesibukan, rencana menghias rumah tertunda. Hari ini, sepertinya ia ingat lagi, dan karena tidak tahu harus menghias seperti apa, ia justru memberikan tugas kepada saya untuk menyelesaikannya.


Saya terkejut, sekaligus bangga.


Biasanya, anak seusianya hanya meminta atau merengek. Tapi Aysel memilih cara yang berbeda—ia membuat rencana, menuliskannya, lalu menugaskan orang lain. Ini adalah kecerdasan yang unik. Baru pertama kali ia melakukan hal seperti ini, tapi saya sering melihat ekspresinya ketika sedang merencanakan sesuatu. Ada sorot mata penuh rencana, seakan di dalam kepalanya sudah tersusun langkah-langkah yang harus dijalankan.


Saya tahu pekerjaan akhir-akhir ini cukup padat. Tapi membaca sticky notes ini, saya bertekad untuk menyelesaikan 'tugas' dari Aysel sebelum Ramadhan tiba. Mungkin akhir pekan ini, kami akan menghias rumah bersama—menjadikan momen ini lebih dari sekadar dekorasi, tapi juga kenangan yang akan ia ingat.


Dan siapa tahu? Mungkin di masa depan, Aysel akan tumbuh menjadi seseorang yang selalu bisa merancang rencana besar dan mewujudkannya, sama seperti yang ia lakukan malam ini—dengan sticky notes bergambar kucing dan tulisan khas anak lima tahun.


Posting Komentar

0 Komentar